Tiga Bunga Harapan

Yesus Hari ini kan ku peringati kelahiranmu Yang ... konon bukanlah hari ini.. Namun hari ini atau bukan tidaklah penting bagiku HadirMu di bumi jauh lebih penting bagiku Engkau yang hadir untuk orang yang lemah, untuk para pemungut cukai Untuk para penderita Untuk orang2 yang dibuang Bahkan untuk para pendosa Ya engkau hadir berkorban untuk pada pendosa Karena cintaMu pada manusia Yesus Mohon maaf Hendaknya engkau ampuni aku Karena selama ini merayakan kelahiranmu Tanpa lampu kerlap kerlip Tanpa topi sinterklas Tanpa pohon cemara... Mohon ampun... Sungguh aku tidak tahu Kalau itu adalah cara untuk merayakan kelahiranMu Namun Aku mohon Tetap ijinkan aku memujiMu Meski tanpa semua itu Selamat Natal Damai Di Bumi Seperti di Sorga Pekalongan 25 Des 2016

Bapak.... Bolehkah aku berdoa...? Tentu saja boleh nak, bahkan harus untuk berdoa engkau tidak perlu ijin pada bapakmu ini. kenapa engkau bertanya begitu? Begini pak, kemarin saya waktu mau berdoa ditanya sama om Katanya saya harus ijin pada bapak. Oh.. begitu.. Gak apa nak Waktu bapak seusia om Bapa juga begitu... #semuaadasaatnya

Kadang ada saat2 tiba2 ingat masa kecil. Hari itu bukan hari istimewa. Tidak seperti biasa sepulang kantor sampai dirumah bapak mengajak saya ke Giribangun. Tempat dimana alm Pak Soeharto saat ini disemayamkan. Saat itu baru dalam taraf pembangunan. Sampai disitu kami berkeliling menyaksikan para pekerja sedang mengukir kayu jati yang akan dipakai sebagai pintu dan dinding...  Disaat lain tanpa rencana saya diajak bapak ke Solo, " yuk ikut bapak ke solo". Kami naik motor CB100 kesayangan. Saya tidak tahu persis tujuannya. Setelah lebih dari 30 menit perjalanan, kami melewati bengawan Solo, pertanda kami sudah memasuki kota Solo. Kami berbelok ke kiri... menepi.. dan duduk dipinggir bengawan Solo.... di dekat jembatan yang sedang dibangun. Saya berpikir bapak pasti capek butuh istirahat. Setelah beberapa saat, saya memberanikan diri bertanya.. Pak Kita mau kemana?.. dijawabnya "ya ke sini.. nonton orang bikin jembatan.." oooo ternyata... kemudian bapak mulai mener