Subsidi BBM kambing warna hitam
Subsidi BBM konon mencapai 137 Triliun Rupiah, rencana pengurangan subsidi atau menaikkan harga BBM bersubsidi menuai banyak demo dan kecaman. Hingga akhirnya tanggal 1 April rencana itu dibatalkan, lebih tepatnya ditunda.
Sebenarnya selain BBM subsidi listrik-PLN juga sangat besar hampir 100 Triliun Rupiah.
Pemerintah sedang menghadapi dilema, bagai makan buah simalakama dimakan mati ayah tidak dimakan mati ibu.
Kebijakan energi di negri ini memang aneh....
Subsidi listrik-PLN demikian besar karena sebagian besar mesin pembangkit PLN mengkonsumsi BBM yang harganya terus meroket. Pembangkit-pembangkit yang sebenarnya berbahan bakar gas tidak bisa beroperasi atau bahkan dipaksa menggunakan BBM karena tidak adanya pasokan gas. Akibatnya karena harga BBM untuk PLN mengikuti harga internasional maka biaya pembangkitan listrik menjadi sangat mahal, akibatnya untuk mempertahankan harga listrik pemerintah harus menambal kekurangannya.
Menyoal kekurangan gas sebenarnya bukan hanya PLN yang mengalaminya. Hampir semua industri yang mengkonsumsi gas saat ini tidak mendapatkan pasokan gas seperti yang mereka butuhkan. Sungguh ironis sekali. Disaat kebutuhan dalam negeri tidak bisa dicukupi ternyata pemerintah justru mengexport gas ke luar negeri.... sungguh mengerikan. kapan kita akan menjadi tuan di negeri sendiri???
Ada apa dengan gas?
Mengapa pemerintah lebih suka menjual keluar negeri?
Kalau pemerintah memang berpihak pada industri dalam negeri, sebaiknya menghentikan pengiriman gas keluar negeri.
Dengan begitu industri dalam negeri menjadi bergairah.
Dengan bergairahnya industri akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja, dan pengangguran menurun.
Kalau industri tumbuh, keuntungan juga meningkat, dan pada akhirnya pajak yang merupakan pendapatan pemerintah juga meningkat.
stop ekspor gas....... jangan ragu kami mendukungmu
Sebenarnya selain BBM subsidi listrik-PLN juga sangat besar hampir 100 Triliun Rupiah.
Pemerintah sedang menghadapi dilema, bagai makan buah simalakama dimakan mati ayah tidak dimakan mati ibu.
Kebijakan energi di negri ini memang aneh....
Subsidi listrik-PLN demikian besar karena sebagian besar mesin pembangkit PLN mengkonsumsi BBM yang harganya terus meroket. Pembangkit-pembangkit yang sebenarnya berbahan bakar gas tidak bisa beroperasi atau bahkan dipaksa menggunakan BBM karena tidak adanya pasokan gas. Akibatnya karena harga BBM untuk PLN mengikuti harga internasional maka biaya pembangkitan listrik menjadi sangat mahal, akibatnya untuk mempertahankan harga listrik pemerintah harus menambal kekurangannya.
Menyoal kekurangan gas sebenarnya bukan hanya PLN yang mengalaminya. Hampir semua industri yang mengkonsumsi gas saat ini tidak mendapatkan pasokan gas seperti yang mereka butuhkan. Sungguh ironis sekali. Disaat kebutuhan dalam negeri tidak bisa dicukupi ternyata pemerintah justru mengexport gas ke luar negeri.... sungguh mengerikan. kapan kita akan menjadi tuan di negeri sendiri???
Ada apa dengan gas?
Mengapa pemerintah lebih suka menjual keluar negeri?
Kalau pemerintah memang berpihak pada industri dalam negeri, sebaiknya menghentikan pengiriman gas keluar negeri.
Dengan begitu industri dalam negeri menjadi bergairah.
Dengan bergairahnya industri akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja, dan pengangguran menurun.
Kalau industri tumbuh, keuntungan juga meningkat, dan pada akhirnya pajak yang merupakan pendapatan pemerintah juga meningkat.
stop ekspor gas....... jangan ragu kami mendukungmu
Komentar
Posting Komentar