Peran Yang Tertukar
Sebuah percakapan imajiner
seberapa jauh keterhubungan kita dengan tuhan?
menurut saya tidak ada yang bisa mengukur, bahkan diri sendiri pun tidak.
Kisah tentang dua orang penjahat yang disalib bersama Yesus bisa menjadi contoh. dalam pandangan mereka berdua, mereka pantas dihukum. Namun dimata Yesus salah satu diantara mereka layak untuk diselamatkan. Seperti tertulis dalam Lukas 23:43 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
kemudian percakapan berikutnya
Apakah doa kita sampai atau tidak?
selembut dan sependek apapun doa kita pasti sampai. ini mengacu pada sifat ke"Maha"an Allah, bahkan saat kita tidak mengucapkan apapun. Sebagai referensi dalam Matius 6:7-8 (TB) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah . Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, *karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya*.
apakah pasti dikabulkan?
kadang kita mencoba memutar-balikan peran, mamangnya kita ini siapa?
Apakah tuhan itu anak buah kita? yang harus menuruti apa yang kita mau?
Bahkan Yesus sendiri tidak berani memaksa Bapa supaya menuruti-nya menghindar dari "cawan yang harus diminumNya" Dalam doanya Yesus menyampaikan "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Matius 26:39
>>😃😁