Sebuah Petuah Pemberkatan Pernikahan

Jakarta, 2 Mei 2018

Hari ini saya menghadiri misa pemberkatan pernikahan di Gereja Cilandak. Pernikahan putra/putri satu lingkungan. Misa dipimpin oleh romo dengan cambang yang lebat, istilah populernya "Brewok". Kalau bertemu di luar gereja mungkin orang tidak akan menyangka kalau beliau seorang Pastur. 

Misa berjalan seperti pada umumnya pemberkatan pernikahan, namun satu hal yang menarik perhatian saya adalah pada saat Homili. Saya bukanlah orang yang punya ingatan tajam, namun jelas sekali dalam ingatan saya dalam Homili yang beliau sampaikan.

Makna Pernikahan
Pernikahan adalah bersatunya 2 insan menjadi "pasangan". Pasangan disini artinya saling melengkapi, seperti sepasang "sepatu", bendanya ada dua tetapi memiliki satu fungsi, kalau salah satu hilang maka tidak bergunalah sepatu lainnya. mereka hanya berguna bila keduanya ada. mereka saling melengkapi, Demikian juga dengan suami istri, tidak ada yang lebih penting hendaklah saling melengkapi.
Saat ikrar nikah dihadapan Romo, Saksi dan Umat, saat ianji diucapkan
janji untuk saling menghormati, dan menyayangi _(yang digambarkan dalam hubungan Kristus dan umat manusia. sebagai Suami hendaklah mengasihi istrinya, seperti Kristus yang mengasihi umatNya bahkan rela mengorbankan nyawanya dipaku di kayu salib karena cintanya pada Umat manusia. Sebagai Istri hendaklah tunduk pada suami, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan)_
Janji untuk saling memuliakan dan mengutamakan pasangan.
janji untuk saling setia sampai maut memisahkannya _(berarti menerima masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang)_
Kemudian sambil bercanda Romo menambahkan, kalau dikemudian daatang kepada saya, mengeluh “Romo saya sekarang benci pasangan saya, karena ternyata pasangan saya tidak seperti apa yang saya bayangkan”. Maka saya akan katakan…”maka menikahlah dengan bayanganmu”
Selamat malam
Tuhan memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Yang Tertukar

Kecerdasan buatan - Artificial Intelegent