Are We Lost.... sebuah renungan
Apakah kita sedang tersesat...
Perubahan
Ada candaan yang kerap terdengar, disunia ini apa yang tidak pernah berubah?... Jawabannya adalah "Perubahan". Memang tidak bisa dipungkiri, selama bumi masih berputar atau bahkan setelah bumi berputarpun, perubahan akan selalu terjadi.
Kearah mana perubahan itu?
Berubah ke arah yang lebih baik atau ke arah lebih buruk? Mungkin saja baik bagi sebagian orang tetapi buruk bagi sebagian orang yang lain...
Kearah mana perubahan itu?
Berubah ke arah yang lebih baik atau ke arah lebih buruk? Mungkin saja baik bagi sebagian orang tetapi buruk bagi sebagian orang yang lain...
siapa yang menentukan arah perubahan...?
Perubahan Iklim, Pemanasan Globaal, efek rumah kaca, Sampah...Banjir...
VUCA
dan yang hanya sedikit mempersoalkan adalah...
Dehumanisasi manusia... degradasi kemanusiaan terhadap sesama...
apakah semua itu terjadi dengan sendirinya?
Perubahan Iklim
VUCA
Volatility — Everything is moving fast.
Things around us are changing faster than ever. We have unleashed exponential developments in technology, environment and consciousness that are now only beginning to unfold. The amount of human knowledge is now doubling every few months. Rapid change is now more norm than exception.
Especially in times like these we need to orient ourselves on something that is fundamental, something that exists beyond time…
Uncertainty — Nobody really knows what the future will look like.
With the increase in exponential trends and the increase in points of origin for change, more uncertainty has been added to the system. Not just are things changing fast, but they are getting more and more difficult to anticipate. We cannot rely on the past as an indicator of the future. There is less and less certainty in our projections. This uncertainty is terrifying.
While purpose gives us a foundation, we also need to build a container that we feel safe in.
Complexity — We have introduced more points of origin of change.
Change can come from anywhere. An individual today has more power than any individual in the past. We have more information available to us, and a single individual could destroy this whole planet. In their Global Trends 2030 report the National Intelligence Council had already highlighted the shift in power toward the individual. In no other time in history has one individual had as much ability to effect change on this planet as today.
This introduces a whole new order of complexity. We now see more clearly the inter-relatedness of all things. Of our supply chain. Of our purpose, internal culture and brand. Everything is more affected by everything else.
Ambiguity — How do we even know if we succeeded?
In a world where everything changes faster than ever, is more uncertain than ever, and more complex, how do we know we are on track?
If the only variable in my equation is shareholder value, I will make decisions that are not beneficial to other stakeholders, the environment, and even my own organization. Tools like triple and quadruple bottom line are beginning to address this issue.
tentu saja tidak ...
lalau apa dan siapa yang membuatnya terjadi?
manusia...
manusia sebagai ciptaan paling bungsu yang diberi berkat oleh Tuhan untuk menguasai (merawat) sang kakak2 ciptaan.
Yang diberi berkat kemampuan berpikir.
Dengan kemampuan berpikirnya telah membuahkan teknologi.
Kemajuan teknologi telah membuat itu terjadi.
coba bayangkan dalam bidang industri..
Sebut saja Revolusi industri 1, 2, 3, dan yang terkini 4.
belum lagi teknologi machine learning dan Artificial Intelegence yang embrionya sudah ada sejak 40 tahun lalu...
Semua itu terjadi karena segelintir manusia-manusia pintar.
Manusia-manusia pintar yang (bisa jadi) dimanfaatkan kepintarannya oleh manusia-manusia lain...
Yaitu manusia-manusia yang serakah ....
Sepertinya benar yang disampaikan oleh Bapa suci Fransiskus, yang saya kutip dari sebuah artikel di National Chatolic Reporter: https://www.ncronline.org/blogs/faith-and-justice/pope-francis-technology-greed-disaster
Bapa suci menuangkan keprihatinan itu dalam sebuah buku Ensiklik Laudato Si.
Keserakahan telah membuat ini yang membuat Lalu kenapa segelintir orang mampu memberikan dampak yang begitu besar?
Pemanasan global terjadi karena manusia mambarkannya terjadi
VUCA terjadi karena manusia membiarkannya terjadi
dan untuk sebutan VUCA... muncul karena ketidaksiapan dan ketidaktahuan manusia2 lainnya melihat situasi yang sedang terjadi...
manusia menjadi tamak karena teknologi
dan manusia-manusia pintar yang konon disebut sebagai teknokrat kian congkak
para teknokrat ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para kapitalis untuk mewujudkan mimpinya
Terjadi kecenderungan mediktekan pola kehidupan masyarakat dengan teknologi
manusia2 yang dianggap tidak berguna disingkirkan
manusia menjadi antroposentris
bekerja bukan hanya hasil
nilai kerja menjadi hilang...
bersambung....
Komentar
Posting Komentar