Day#2. Menginap di Kandang Domba.
Catatan perjalanan tanggal 24 Desember 2015,
Pagi itu kami masih di penginapan yang letaknya di pinggiran kota Bumiayu, lebih tepatnya di lingkar luar kota Bumiayu. Pagi-pagi kami sudah bangun segar sekali rasanya, apalagi setelah merasakan kemacetan kemarin sore yang memaksa kami menginap di pinggiran kota. Kami secara bergiliran mandi dan dilanjutkan sarapan dengan menu standar di penginapan pinggir kota, yaitu nasi goreng dan teh manis hangat.
Penginapan kami menghadap ke arah barat daya dan kamarnya terletak disisi kiri penginapan kalau kita menghadap kearah jalan. Jadi jendela kamar menghadap ke arah tenggara, sehingga saat jendela terbuka akan ada sinar matahari pagi dari sebelah kiri. Dan sungguh luar biasa, pemandangan sawah-sawah dengan pepadian muda yang masih hijau ditambah sinar matahari pagi yang masih agak kemerahan menambah segar dan indahnya pagi itu. Namun jangan mencoba untuk menengok kearah kanan karena akan terlihat jalan di depan penginapan masih sangat padat. Untunglah kepadatannya tidak seperti semalam, pagi itu mobil masih bisa berjalan perlahan.
Saya mencoba mencari udara segar, keluar kamar dan kearah tempat parkir kendaraan, dan memeriksa kondisi mobil dan perbekalan. Menjelang siang sepertinya lalulintas berangsur-angsur semakin lancar. Saya pun bergegas masuk ke dalam kamar, memberitahu tim (:)) supaya segera mengemas barang-barang bawaan dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Setelah menyelesaikan biaya penginapan dan memasukkan segala perlengkapan ke dalam mobil maka pada pukul 08:07 kami pun berangkat dan meninggalkan penginapan.
Tujuan perjalanan kami berikutnya adalah Gua Maria Kaliori. Gua Maria Kaliori semestinya kami kunjungi kemarin, namun kondisi lalu-lintas memaksa kami untuk mengunjunginya hari ini. Rencana perjalanan hari itu adalah mengunjungi tiga lokasi. Lokasi pertama adalah Gua Maria Kaliori, Banyumas, kemudian gua Maria Lawangsih, dan terakhir adalah Gua Maria yang cukup populer yaitu Sendang Sono. Dan rencana menginap di hari ke dua itu di kota Magelang.
Perjalanan dari penginapan cukup lancar meskipun lalu lintas masih padat. Pada pukul 10:32 kami sudah sampai di Gua Maria yang berlokasi di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (GPS-7.4947903255871084, 109.30698913174618). Komplek Gua Maria Kaliori ini cukup luas, dan bagi pengunjung yang kemalaman bisa memanfaatkan fasilitas penginapan yang tersedia di komplek tersebut.
Di tempat parkir kami berjumpa dengan keluarga yang sudah bersiap-siap unntuk meninggalkan lokasi, kami sempat berbincang sebentar, dan mereka ternyata dalam rangka mengunjungi beberapa gua Maria di pulau jawa, dan tempat ini adalah tempat ke 10 yang mereka kunjungi. Gua Maria berikutnya yang akan mereka kunjungi adalah Gua Maria di Nusakambangan. Setelah cukup berbasa-basi dengan keluarga tersebut kamipun bergesas naik menuju ke tempat doa. Dari tempat parkir ke pelataran atas terdapat anak tangga yang cukup panjang. Sesampai di pelataran gua terdapat hiasan kandang domba yang dipersiapkan untuk menyongsong Natal. Rupanya di dekat pelataran juga ada tempat parkir yang lebih dekat. Tempat untuk berdoa mirip bentuk seperempat bola atau setengah kubah. Berlantai keramik atau granit yang cukup terawat dengan baik. Kami berdoa menyalakan lilin, istirahat sebentar menikmati suasana keliling.
Setelah puas, pada pukul 11:40 kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, yaitu Gua Maria Lawangsih di Kulon Progo. Gua Lawangsih konon berupa gua alam yang pada jaman dahulu dipakai untuk bersemedi. Seperti biasa untuk mencapai tujuan aplikasi Waze menjadi andalan kami, meski kadang2 mengecewakan, seperti dilewatkan jalan yang tidak layak, namun cukup ok-lah. Menjelang kurang lebih 15km dari tempat tujuan, ada jalan yg meragukan, kami mencoba menggunakan aplikasi lain, dan ternyata perangkat komunikasi tidak mendapat sinyal. Kamipun terpaksa mempercayai aplikasi yang sedang berjalan yang peta sampai tempat tujuan sudah terlihat meskipun tidak mendapat sinyal dan GPS-pun masih terhubung ke satelit. Jalannya sungguh sempit, sepertinya tidak memungkinkan dilalui bus berukuran besar. Dan kami benar-benar lega setelah melihat ada petunjuk arah menuju Gua Lawangsih. Menjelang Gua, jalan bercabang dua dan lebih sempit, ada rambu bahwa jalan tersebut searah. Sebelah kiri ke arah gua sebelah kanan dari gua. Jalan memang benar-benar sempit, hanya bisa dilalui 1 mobil, makanya dibuat searah. Akhirnya pada pukul 15:41 sampailah kami di tempat tujuan. Tidak satupun kendaraan ditempat parkir. Keadaan benar-benar sunyi, hanya ada suara serangga yang menyambut kedatangan kami. Dari tempat parkir kami berjalan menuju Gua yang letaknya agak diatas, jaraknya kira-kira 300 meter. Menjelang Gua terdapat gambar-gambar rencana pembangunan Gua, saya membayangkan bila pembangunan selesai akan indah sekali area ini.
Sesampai di depan Gua, ternyata disisi kanan ada lorong yang cukup gelap, dengan ragu ragu kami berjalan perlahan ke dalam, terasa dingin dan sedikit "seram". namun kami memberanikan diri untuk terus masuk kedalam. didalam terdapat sebuah lilin yang menyala, dan kamipun berdoa sebentar kemudian dilanjutkan menyalakan lilin dan berdoa diluar.
Selesai berdoa kami bergegas menuju tempat parkir, sudah agak sore rupanya. Kami keluar dari tempat parki melalui jalan yang berbeda karena di lokasi tersebut kendaraan hanya searah. Tujuan berikutnya adalah Gua Maria Sendang Sono, kami mencoba mengarahkan petunjuk arah ke tujuan berikutnya, dan alamak..... Hp kami tidak mendapat sinyal. Kami mencoba dengan HP dengan provider yang berbeda dan hasilnya...... sama saja. wah kamipun kehilangan arah untuk menuju target berikutnya. Sebenarnya menurut peta rencana awal dari Gua Maria Lawangsih bisa langsung menuju Gua Maria Sendang Sono tanpa melalui kota Jogja, namun dengan kenyataan bahwa kami tidak mendapat sinyal terlalu beresiko untuk melalui jalan pintas yang belum pernah kami laluibkarena hari itu sudah menjelang malam. Kamipun meminggirkan kendaraan dan berdiskusi sebaiknya bagaimana? Kami sepakat untuk membatalkan rencana ke Sendang Sono dan langsung saja ke arah kota Jogja. Saat kami hendak berangkat lagi, kami melihat ada penduduk seorang ibu dengan pakaian rapi yang berjalan membawa buku tebal. sepertinya menuju perayaan. Setelah dekat saya lihat buku tebal tersebut adalah buku Puji Syukur. Saya memberanikan diri untuk bertanya, "apakah ibu mau ke gereja katolik" dan ternyata betul. sayapun melanjutkan bertanya dimana lokasi gerejanya. dan ternyata letak gerejanya tidak jauh dari tempat kami berhenti. Kamipun berembuk sebaiknya misa malam Natal disini saja. dan deal.... Kami berganti pakaian di mobil.... karena tidak ada tempat lain. Dann kamipun meuju gereja yang ditunjukkan ibu tadi.
Sesampai di gereja kami memilih untuk duduk disebelah luar supaya tidak mengganggu penciuman umat lain :). Saya melihat sekeliling ada hal menarik, para petugas saya lihat memakai pakaian Jawa, keren juga.. dan didalam gereja terdapat gamelan. Kira-kira pukul 18:00 misa dimulai, Romo masuk ke Gereja diiringi dengan gending Jawa..... wow... syahdu sekali. dan misa juga dilangsungkan dengan bahasa jawa.. Anin, yang duduk disebelah saya berbisik "bapak.... saya tidak ngerti..." :) . saya bilang sudah ikuti saja.
Suasana perayaan Natal malam itu sungguh terasa berbeda, dan sepertinya tidak akan terlupakan.
Setelah misa kami melanjutkan perjalanan ke Jogja untuk mencari penginapan disana, rencana semula sih menginap di Magelang, karena batal ke Sendang Sono tempat menginappun tidak jadi di Magelang. diperjalanan bolak-balik mencoba HP apakah sudah mendapatkan sinyal, karena kami harus mencari penginapan. Setelah mendapat sinyal kami sibuk dengan hp masing2 untuk berburu tempat penginapan. ya ampun...... semua tempat penuh, beberapa aplikasi dicoba dan hasilnya sama saja..... hanya satu kata... PENUH. Sepanjang jalan bila ada penginapan ataupun hotel kami berhenti untuk menanyakan apakah ada kamar kosong.... dan jawabannya... PENUH..... Capek mencari penginapan kami menuju tempat makan kekinian Raminten dipusat kota untuk sekedar istirahat dan mengisi perut. Makan pun rasanya tidak nikmat mengingat belum mendapat penginapan untuk bermalam.
Selepas makan kamipun memperluas pencarian diarea luar kota, kami browsing internet untuk daerah Kaliurang, Bantul Prambanan dan Klaten, Setelah browsing kesana-kemari akhirnya kami menemukan kamar kosong di daerah Klaten, kami telpon untuk memastikan keberadaannya dan betul masih ada kamar kosong. Lega rasanya sudah mendapat penginapan, dari Jogja kami segera meluncur ke arah Klaten, tentu saja tetap menggunakan tools andalan yaitu Waze. Mendekati penginapan ternyata letak Hotel agak didaerah pinggiran yang sepi dan dari kejauhan terlihat gerbang Hotel yang remang-remang dan begitu didepan hotel rasanya tidak ingin berhenti disitu. anak-anakpun kemudian bertanya, "bapak kenapa tidak masuk belok" saya bilang kalau saya kok ragu-ragu dan ternyata anak-anakpun merasakan hal yang sama. "Iya Pak tadi hotelnya kelihatan seram.... takut" Ohhh.... gak jadi deh. dan akhirnya malam itu kamipun sepakat menginap di "pelataran Pompa Bensin" kota Klaten....
Saya jadi teringat saat Yesus lahir, lahir saat masih dalam perjalanan bukan di hotel, bukan di penginapan..... Tapi di sebuah Kandang Domba.
tunggu episode berikutnya perjalanan hari ke-3
sampai jumpa
Komentar
Posting Komentar